Sabtu, 09 Oktober 2010

karyawan BANK Mandiri

CIPTAKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS, BANK MANDIRI SOSIALISASIKAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA
Jakarta, 1 April 2010 – Bank Mandiri melakukan sosialisasi Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ke seluruh pegawai untuk menerapkan kesepakatan kerja tersebut secara optimal. Bank Mandiri dan Serikat Pegawai Bank Mandiri (SPBM) telah menandatangani Perjanjian Kerja Bersama periode 2009-2011 pada 2 Desember 2009  yang disaksikan oleh Menteri Tenaga Kerja  dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan sudah tercatat pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Plt Ketua Umum SPBM Yuweri mengemukakan bahwa PKB yang sudah ditandatangani berlaku kepada seluruh pegawai Bank Mandiri. Dia berharap melalui sosialisasi ini seluruh pegawai dapat memahami materi PKB sehingga penerapannya dapat optimal dan menghasilkan hubungan industrial yang harmonis.
“Hubungan industrial yang baik tidak akan bisa dicapai kalau materi PKB tidak dipahami pegawai. Untuk itu, melalui sosialisasi ini kami berharap pegawai memahami materi PKB dan meneruskannya ke pegawai lainnya di lingkungnan kerja masing-masing,” ujar Yuweri.
Direktur Compliance & Human Capital Bank Mandiri Ogi Prastomiyono mengatakan Perjanjian Kerja Bersama merupakan salah satu cara untuk menciptakan hubungan industrial yang baik sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. “Untuk menerapkan PKB secara optimal, maka kami perlu mensosialisasikan PKB tersebut kepada seluruh pegawai,” kata Ogi Prastomiyono.
Perjanjian Kerja Bersama Bank Mandiri periode 2009-2011 ini terdiri dari 13 Bab dan 61 pasal. Setelah melalui perundingan antara Manajemen dan Serikat Pegawai Bank Mandiri, disepakati sebanyak sembilan pasal mengalami perubahan sementara 52 pasal lainnya tetap. Untuk mempermudah sosialisasi PKB tersebut, Bank Mandiri telah menerbitkan buku PKB dan mendistribusikannya ke seluruh pegawai. 
PKB dibuat oleh manajemen bersama dengan serikat pegawai sebagai partisipasi dari pegawai dalam penentuan atau pembuatan kebijaksanaan perusahaan di bidang ketenagakerjaan untuk menciptakan ketenangan bekerja dan kepastian kelangsungan usaha karena adanya pengaturan hak dan kewajiban yang jelas bagi kedua belah pihak.
Perundingan PKB kali ini dapat diselesaikan dalam 2 (dua) kali pertemuan. Proses perundingan yang relatif cepat ini menunjukkan kualitas hubungan industrial di Bank Mandiri yang dewasa dan kondusif. Penandatanganan serta sosialisasi PKB yang saat ini dilakukan merupakan indikator adanya hubungan industrial yang harmonis. Bank Mandiri dan Pegawai memiliki kesamaan pandang bahwa kemajuan dan eksistensi perusahaan dan kesejahteraan menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama.
Hubungan industrial yang baik itu, lanjut Ogi Prastomiyono, mendorong peningkatan kinerja Bank Mandiri. Laba bersih Bank Mandiri pada triwulan keempat 2009 mencapai Rp 7,16 triliun, naik Rp 1,84 triliun atau 34,7% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 5,31 triliun. Penyaluran kredit sebesar Rp 198,55 triliun sepanjang 2009, tumbuh 13,8% atau Rp 24,05 triliun dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 174,50 triliun. Pertumbuhan kredit itu berada di atas rata-rata pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia yang tercatat sebesar 9,96%.
Kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri sebagai bank terbesar di tanah air juga semakin tinggi, yang ditunjukkan dengan naiknya penghimpunan dana pihak ketiga menjadi Rp 319,6 triliun pada Desember 2009 dari Rp 289,1 triliun di bulan Desember 2008. Aset Bank Mandiri pun mengalami kenaikan menjadi Rp 394,6 triliun sampai Desember 2009 dari sebelumnya sebesar Rp 358,4 triliun di 2008. Sementara penghimpunan dana murah seperti Giro dan Tabungan mencapai Rp 186,5 triliun, tumbuh 13,7% dari posisi Desember 2008 sebesar Rp 164 triliun. 
Tentang PT Bank Mandiri (Persero), Tbk

Bank Mandiri adalah salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memberikan pelayanan kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Commercial, Micro & Retail, Consumer Finance dan Treasury & International Banking. Bank Mandiri pada saat ini memiliki anak-anak perusahaan untuk mendukung bisnis utamanya yaitu: Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), Bank Syariah Mandiri (perbankan syariah),  AXA-Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), Bank Sinar Harapan Bali (UMKM) serta Mandiri Tunas Finance (jasa pembiayaan),
Per 31 Desember 2009, kredit tumbuh 13,8% (Year on Year) atau sebesar Rp 24 triliun, yaitu dari Rp 174,5 triliun menjadi Rp 198,5 triliun. Jumlah dana murah meningkat 13,7% atau sebesar Rp 22,5 triliun, yaitu dari Rp 164 triliun menjadi Rp 186,5 triliun. Net Interest Margin (NIM) mengalami penurunan dari 5,45% menjadi 5,22%. Cost Efficiency Ratio (CER) membaik dari 42,3% menjadi sebesar 40,2%. Rasio Net NPL terjaga di level 0,42%. Laba bersih mencapai Rp 7,2 triliun, atau tumbuh 34,7% dari pencapaian periode yang sama tahun 2008 yang tercatat sebesar Rp 5,3 triliun.
Bank Mandiri pada saat ini mempekerjakan 22,252 karyawan dengan 1.095 kantor cabang dan 7 kantor cabang/perwakilan/anak perusahaan di luar negeri. Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 4.996 ATM, yang tersambung dalam jaringan ATM Link dengan jumlah total 12.666 ATM, Jaringan Electronic Data Capture (EDC) 33.732 unit serta electronic channels yang meliputi Internet Banking, SMS Banking dan Call Center 14000.

http://ir.bankmandiri.co.id/phoenix.zhtml?c=146157&p=irol-newsArticle_print&ID=1433278&highlight=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar