Sabtu, 09 Oktober 2010

tempat usaha di mall

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa pada saat ini mal sudah banyak menerapkan konsep “ONE STOP SHOPPING” artinya dengan masuk ke sebuah mal, maka berbagai keperluan bisa dipenuhi. Tidak sekadar berbelanja saja, namun juga bisa melakukan relaksasi di SPA, perawatan rambut & kulit di salon, menyenangkan ‘sang buah hati’ di arena permainan anak seperti TIME ZONE dan tentu saja sambil menikmati berbagai jenis makanan dan minuman yang disediakan di arena makanan serba ada. Artinya dari segi bisnis, berjualan makanan adalah salah satu bisnis yang cukup prospektif untuk dikembangkan dan dijalankan.
            Memang usaha makanan di mal memang bisa menjadi salah satu alternatif untuk menaikkan ‘kelas’ bisnis kita. Jika memiliki modal besar, mungkin kita bisa menyewa sebuah outlet/konter untuk menjual produk makanan kita. Namun tentu saja dengan biaya sewa yang tidak murah jika dibandingkan dengan menyewa tempat usaha di luar mal. Namun, jika kita belum memiliki modal cukup untuk menyewa tempat, mungkin foodcourt area bisa menjadi alternatif untuk memulai usaha makanan di mal. Foodcourt area biasanya kita jumpai di salah satu lantai dari sebuah mal. Biasanya sebuah foodcourt menghimpun beberapa jenis makanan yang berbeda dengan satu area makan yang digunakan bersama.
            Berjualan di foodcourt bisa menjadi pilihan agar kita bisa memulai usaha makanan secara praktis. Kenapa? Karena kita tidak harus menyewa tempat usaha, karena biasanya foodcourt menerapkan sistem bagi hasil (10%-20%) dari tiap porsi makanan  yang laku terjual. Untuk bisa berjualan di foodcourt kita cukup bermodalkan gerobak/konter beserta peralatannya dan karyawan untuk melayani pembeli saja. Bahkan beberapa mal malah menyediakan konter yang sudah seragam dan siap pakai. Keuntungan lainnya adalah kita tidak perlu memikirkan masalah listrik, air, kasir, dan petugas kebersihan, karena semuanya sudah dipersiapkan dan dikelola oleh manajemen foodcourt. Menurut kami bagi hasil 10%-20% dari omzet kotor sudah cukup memadai dibandingkan dengan pelayanan dan ‘brand image’ yang akan kita dapatkan dari berjualan di mal.
            Bagaimana dengan potensi penghasilannya? Memang tidak semua foodcourt area menjanjikan tingkat keberhasilan yang tinggi pada kita. Oleh karena itu kejelian dalam memilih lokasi, menentukan mal yang akan ditempati serta kejelian dalam memilih menu makanan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kita berbisnis di mal. Karena biasanya foodcourt area ditempatkan di lokasi/lantai paling atas dari sebuah mal atau bahkan ada yang menempatkan foodcourt di lantai paling bawah (basement)
Suatu hal yang harus kita cermati adalah biasanya konter-konter/outlet rumah makan besar biasanya terletak di lokasi-lokasi yang sangat strategis, misalnya di pintu masuk mal ataupun di lantai-lantai pertegahan dari sebuah mal. Oleh karena itu kita harus jeli dalam melihat ancaman dan tantangan tersebut. Biasanya pengelola foodcourt akan memberikan batasan harga terendah yang boleh kita jalankan dan biasanya mereka tidak menentukan batas tertinggi dari sebuah produk makanan yang kita jual karena semakin mahal tentu semakin menguntungkan pengelola foodcourt. Namun tentu saja kita tidak bisa menjual makanan di foodcourt dengan nilai lebih tinggi dari konter-konter makanan besar yang memiliki lokasi lebih strategis daripada kita. Mau tidak mau kita harus memberikan harga yang lebih murah supaya mereka tidak lari ke konter makanan yang besar. Ingat bahwa lokasi konter-konter besar biasanya lebih strategis.
Hal lain yang musti kita pertimbangkan adalah jenis makanan. Kita harus menciptakan sebuah jenis makanan yang ‘luar biasa’. Jenis makanan yang biasa-biasa (mudah dijumpai) di luar mal, tidak akan membuat bisnis kita di mal memiliki nilai jual. Contohnya jika biasanya di luar ada mie ayam, maka kita bisa buka Mie Hijau (diberi warna hijau) dengan aneka rasa; ayam, sapi, seafood dan lain-lain. Prinsipnya produk kita harus ‘unik’ dan memiliki ciri khas yang berbeda dengan orang lain. Karena jika kita hanya menjual makanan yang biasa-biasa saja, orang akan enggan untuk membeli makanan kita, terlebih jika harganya jauh lebih mahal daripada di luar mal.
Prospeknya? Ya..sangat tergantung dengan jenis makanan yang kita jual. Jika mal (foodcourt area) tersebut banyak dikunjungi ABG maka jenis makanan seperti: roti bakar, pisang bakar, pempek, siomay, burger, sosis goreng dan jenis makanan-makanan ringan akan sangat menarik. Prinsipnya adalah harus menjual yang ‘dibutuhkan’ orang bukan yang ‘diinginkan’ penjual. Untuk bisa bergabung di foodcourt area tidaklah sulit. Cukup dengan mengajukan surat permohonan disertai dengan daftar menu makan  dan contoh produk saja. Amat sangat mudah. Yang susah adalah bagaimana kita jeli dalam memilih jenis makanan dan mal mana yang akan kita tempati. Karena jika kita salah memilih, maka usaha kita tidak akan bisa bertahan lama dan tentu saja usaha usaha tersebut menjadi tidak prospektif.

http://arsipbisnis.wordpress.com/2008/09/21/cara-mudah-jualan-makanan-di-mal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar